ISK NEWS – Bupati Kudus, HM Hartopo memberikan sinyal positif atas usulan mengenai kegiatan Pasar Santri. Kegiatan tersebut merupakan usulan dari Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kabupaten Kudus yang disampaikan saat melakukan audiensi dengan bupati di Command Center pada Senin, 3 Oktober 2022.
Bupati Hartopo mengaku mengapresiasi dan menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, agenda Pasar Santri ini mampu menjadi wadah bagi para pelaku ekonomi khususnya para santri.
“Dengan adanya gagasan ini, diharapkan juga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Kudus,” ujar Bupati Hartopo.
PAD merupakan perwujudan dari asas desentralisasi dan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah. Melalui PAD pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensinya.
Peran PAD sebagai sumber pendapatan mengharuskan pemerintah daerah memaksimalkannya. Untuk itu, Pasal 5 ayat (1) UU 33/2004 memberikan cakupan sumber PAD yang luas mulai dari pajak dan retribusi daerah, pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Bupati Hartopo menyebut, hal ini sebagai tantangan bagi para santri untuk turut menggeliatkan perekonomian kerakyatan di Kabupaten Kudus. Apalagi, setelah dihantam pandemi, masyarakat tengah berjuang bersama-sama untuk memulihkan perekonomian.
“Oleh karena itu, diharapkan para santri dapat menggali potensi yang dimiliki untuk berkarya dengan menunjukkan keahliannya di bidang ekonomi,” kata Bupati Hartopo.
Sementara, Ali Ahmadi dari Tim Mais, perwakilan FKDT Kudus menyampaikan, Pasar Santri ini akan menjadi ikon baru di Kabupaten Kudus. Ia mengatakan, jika jadi digelar, program ini nantinya akan menjadikan Kudus sebagai kabupaten atau kota pertama yang memiliki pasar santri.
“Ini bisa menjadi rujukan kota lain saat berkunjung ke Kudus, utamanya para peziarah,” ujarnya.
Ali menjelaskan, gagasan mengenai Pasar Santri di Kabupaten Kudus ini diusulkan untuk mendukung Brand Philosophy City Gusjigang. Mengingat, filosofi Gusjigang itu melekat dengan ciri khas masyarakat Kudus yang memiliki arti bagus, pintar mengaji, dan jago berdagang.
“Program ini untuk memperkuat identitas Kudus sebagai kota santri, dan memanfaatkan potensi besar di Kudus yang memiliki jumlah santri serta pondok pesantren yang banyak,” tuturnya.
( Sumber : Berita Kudus Hari Ini – Lingkarjateng.id )