Untuk posting blog kedua saya, saya ingin mengingatkan semua orang tentang pentingnya nutrisi saat melawan penyakit mematikan seperti COVID. Jika Anda mengingat posting pertama saya, salah satu pertanyaan yang ingin saya jawab saat melakukan penelitian ini adalah bagaimana pandemi berdampak langsung pada mereka yang kelaparan. Untuk menjawab ini, saya melakukan penggalian di database untuk mengetahui bagaimana tidak cukup makan berdampak pada nutrisi seseorang, dan kemudian dari sana, saya ingin melihat apakah itu membuat perbedaan bagi mereka yang telah terinfeksi virus.
Rekomendasi Swab Test Jakarta
Untuk sumber pertama saya, saya membaca artikel berjudul “Perils of COVID-19 in Nepal: Implications for population health and nutrisi status” yang ditulis oleh Devendra Raj Singh, Dev Ram Sunuwar, Bipin Adhikari, Sylvia Szabo, dan Sabu S Padmadas. Artikel ini didasarkan pada data yang dikumpulkan di Nepal saja, namun, ini adalah awal yang baik ketika meneliti negara-negara dunia ketiga yang kelaparan yang mengandung banyak kemiskinan karena Nepal adalah salah satu negara termiskin di dunia. Tulisan tersebut berbicara tentang implikasi yang dimiliki COVID di tempat yang sangat rentan terhadap malnutrisi dan infeksi. Sebagai contoh, penulis menyatakan “terpapar kelaparan dan kekurangan gizi dalam waktu lama dapat memicu infeksi, defisit perkembangan kognitif (pada anak kecil), disfungsi perilaku dan mental seperti stres, bunuh diri, dan depresi pada anak di bawah umur dan orang dewasa; dan dapat memperburuk kondisi kronis seperti asma, obesitas, hipertensi, diabetes, dan hiperlipidemia”. Jelas bahwa orang yang hidup dalam kondisi ini jauh lebih rentan untuk tertular infeksi ini, dan karena mereka juga berurusan dengan implikasi kelaparan dan kekurangan gizi, itu dapat memiliki efek buruk pada kesehatan mental seseorang. Untuk menyimpulkan pemikiran ini, penulis menyatakan “karena hilangnya upah, orang tua dan anak-anak yang paling rentan yang tinggal di rumah tangga miskin tidak memiliki pilihan selain melewatkan makan mereka dan berisiko mengalami kondisi kesehatan kronis”.
Sangat menyedihkan melihat orang-orang yang rentan seperti itu tidak punya pilihan selain kelaparan dan menderita karena mereka tidak mampu membeli sesuatu yang lebih baik. Ini hanya menunjukkan pentingnya imunisasi dan sumber daya kesehatan, terutama dalam kasus-kasus seperti ini. Karena orang-orang ini tidak punya pilihan selain duduk dan menderita, kita harus mengambil tindakan untuk mereka. Saya percaya cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan tingkat imunisasi di negara-negara yang tidak terlalu membutuhkannya sehingga lebih banyak sumber daya dapat dikirimkan kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Swab Test Jakarta yang nyaman