Muhammad Salman Farisyi, siswi SMU Cikal Lebak Bulus sukses menghadirkan “Galeri M. Salman.
Ia juga sukses menggelar pameran tunggal bertajuk “The Ability to Bloom: Solo Exhibition of Emerging Stars on the Autism Spectrum” di Grand Sahid Jaya, Jakarta pada awal Desember 2022.
Awalnya diakui untuk pameran lukisan “Sakura Rising to the Sun”, Salman kini mampu menampilkan 47 karya seni yang memukau dalam tema, palet warna, dan pesan.
Meski awalnya, Salman mengembangkan kegiatan menggambar untuk mengembangkan minat dan bakat anak berkebutuhan khusus.
Baca Juga : Contoh Teks Eksplanasi
Anies: Salman adalah manusia super
Kurator seni Indonesia Budi Waluyo mengapresiasi karya Salman yang menunjukkan kepekaannya terhadap alam dan lingkungan.
“Pohon menghasilkan oksigen yang sangat penting bagi kehidupan. Kehadiran pohon di lingkungan dapat mengurangi stres dan membantu orang merasa lebih bahagia dan sehat. Salman tampaknya menyadari hal ini, sehingga ia menggunakan pohon atau pepohonan sebagai subjek utama lukisannya. ,’ ujarnya dalam sambutannya.
Salman yang kini semakin dikenal sebagai anak autis yang menggarap lukisan Nova on the Autism Spectrum, juga menepis poin Anis Basvidan dalam komentar online Thumbs up.
Anies menyebut Salman adalah manusia super.
“Kita semua harus paham bahwa penyandang autisme adalah manusia super karena ada kelebihan di belakang mereka, mereka adalah individu-individu terpilih dengan bakat dan kemampuan luar biasa yang jika diakui dan didukung akan mengantarkan mereka untuk menciptakan karya-karya yang memukau.”Anis.
“Selamat telah menjadi pembawa acara Blooming Capability Show
Rayakan pencapaian transformasional dan dorong orang-orang dengan autisme untuk menampilkan karya mereka. Kita lihat bagaimana Muhammad Salman Farisyi mempersembahkan karya-karyanya yang mengesankan yang diharapkan dapat menginspirasi dan memberdayakan semua orang dengan semangat keunggulan. Sekali lagi, selamat Salman Farisyi, Superman! ’ tambah Annisa.
Dukungan Rumah dan Sekolah
Dalam sambutannya pada pembukaan pameran tunggalnya, “The Ability to Bloom”, sang ayah, Sofwan Farisyi, mengenang kembali perjalanan Salam mulai mendalami minatnya di bidang seni rupa.
“Pada November 2020, Salman mulai suka menggambar. Dia menghabiskan waktu 5 bulan mencari kekuatan Salman. Selama periode ini, Salman menggambar kotak, segitiga, virus, dll. Namun, kami belum menemukan kekuatannya.’ kata Sofwan.
“Tahun 2021, Salman akan mulai melukis pohon dan Kak akan mendampingi Salman dalam proses melukisnya untuk pameran perdana di Hadiprana Art Center di Kemang, Jakarta Selatan, di mana matahari tak pernah terbenam,” imbuhnya.
Husnul Chotimah, atau Nuli, Kepala Pendidikan Inklusif Cikal, juga menceritakan perjalanan Salman dari bayi di sekolah Cikal dan memuji pameran tunggal yang digelar.
“Saya kenal Salman sejak kecil, dan saya ingat waktu SD dulu, saya yang mewawancarai Bu Dina dan Pak Sofwan. katanya.
Berdiri bersama Salman dan orang tuanya dalam pameran tunggal “Ability to Bloom” ini, lanjut Nouri, merupakan wujud nyata dari komitmen Salman, orang tuanya, para pendidik dan semua kolaborator.
“Sekali lagi selamat untuk Salman, merupakan pengalaman yang fenomenal bagi saya untuk melihat Anda tumbuh dan berkembang,” kata Nooli.